Selasa, 26 Januari 2021

SUNAN AMPEL-MAULANA MALIK IBRAHIM (bab I)

 

Ringkasan Materi SKI 6 Sunan Ampel



sunan ampel

Sunan Ampel

Sunan Ampel adalah anggota walisongo kedua setelah Sunan Maulana Malik Ibrahim. Dengan mempelajari biografi Sunan Ampel, kita termotivasi untuk menyerukan kebaikan dan kebenaran sepanjang hidup kita. Karena perjuangan dakwah Sunan Ampel menginspirasi dan memotivasi dengan kesuksesan beliau dalam mendidik masyarakat yang semula rusak moralnya menjadi baik kembali dan hidup sesuai dengan tatanan ajaran Islam.

Riwayat dan Silsilah Sunan Ampel

Silsilah Sunan Ampel bersambung kepada Rasulullah SAW melalui jalur Husein putra dari Ali Bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra. Beliau adalah putra dari Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan Dewi Candrawulan. Itu Artinya beliau adalah cucu dari Syaikh Jumadil Kubro dari jalur ayahnya dan cucu Raja Champa dari jalur ibunya.

 

Beliau lahir di Champa pada tahun 1401 Masehi. Dan diberi nama lengkap Sayyid Ali Rahmatullah atau biasa dipanggil dengan Raden Rahmat. Tumbuh besar di Champa selanjutnya menikah dengan Putri Bupati Tuban Arya Teja bernama Nyai Ageng Manila. Dan memiliki putra yang kelak menjadi anggota walisongo yaitu Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Qosim/Syarifuddin (Sunan Drajat).

 

Pada tahun 1481 Masehi beliau wafat dan dimakamkan di sebelah selatan Masjid Ampel Surabaya.

 

Perjuangan dakwah Sunan Ampel

Dakwah Sunan Ampel di Jawa dimulai atas permohonan Raja Majapahit Brawijaya Kertabumi. Raja Brawijaya Kertabumi memohon bantuan kepada Sunan Ampel untuk memperbaiki kerusakan moral rakyat majapahit yang semakin hari semakin parah.

 

Raja Brawijaya meminta bantuan Sunan Ampel ini atas usulan dari istrinya yang bernama dewi dwarawati yang merupakan adik kandung dari dewi candrawulan. Ini artinya Raja Brawijaya dan Dewi Dwarawati adalah paman dan bibi dari Sunan Ampel itu sendiri.

 

Adapun kerusakan moral yang sedang merebak di bumi majapahit saat itu adalah perilaku masyarakatnya mulai dari para bangsawan sampai dengan rakyat kecil yang memiliki hobi “molimo”. Molimo adalah main (judi), mendem (mabuk), maling (mencuri), madat (mencandu narkoba), dan madon (berzina).

 

Setelah Sunan Ampel tiba di majapahit oleh raja brawijaya diberikan tanah wilayah yang berada di ampel surabaya. Kemudian Sunan Ampel berangkat ke Ampel Surabaya dengan membawa 300 kepala keluarga dari Pusat Pemerintahan Majapahit yang berada di Trowulan Mojokerto saat ini.

 

Di dalam perjalanan Sunan Ampel memulai dakwahnya dengan mengenalkan akhlak mulia sebagai ajaran agama Islam. Beliau juga membagi-bagikan kipas dari rumput yang bermanfaat untuk pengobatan. Masyarakat yang merasakan manfaatnya dengan suka rela mengikuti ajaran Islam dan mengucapkan kalimat shahadat. Dan untuk yang tidak mau masuk Islam juga tidak ada paksaan.

 

Di dalam perjalanan ketika sampai di Desa Kembang Kuning, Sunan Ampel mendirikan masjid pertama kali di Jawa. Masjid tersebut diberi nama masjid “RAHMAT”. Beliau mengikuti cara dakwah Rasulullah Saw ketika hijrah ke Madinah di perjalanan mendirikan Masjid Quba sebagai masjid pertama kali yang didirikan oleh Rasulullah Saw.

Strategi dakwah Sunan Ampel

Ketika sudah tiba di Ampel Surabaya, langkah strategi yang dilakukan oleh Sunan Ampel adalah:

  1. Membangun masjid ampel
  2. Membangun pesantren yang diberi nama ”AMPELDENTA”
  3. Melakukan kaderisasi ulama dan muballigh
  4. Menyerukan amar ma’ruf nahi munkar, terutama untuk meninggalkan kebiasaan “molimo”, dengan membuat falsafah ajaran yang biasa disebut dengan “Moh Limo”, yaitu :
  5. Moh maih artinya tidak mau berjudi
  6. Moh ngombe, artinya tidak mau mabuk-mabukan
  7. Moh maling, artinya tidak mau mencuri/merampok
  8. Moh madat, tidak mau mencandu narkoba
  9. Moh madon, tidak mau berzina atau melakukan prostitusi

Julukan Sunan Ampel

Di dalam berdakwah dan mengajarkan agama Islam Sunan Ampel mendapatkan julukan karena jasa dan prestasinya yang luar biasa. Di antaranya:

  1. Bapaknya para wali, karena banyak dari putra dan murid beliau yang menjadi wali, ulama, muballigh yang mumpuni dan berhasil dalam berdakwah.
  2. Mufti se-tanah Jawa, Sunan Ampel adalah rujukan utama dari berbagai permasalahan agama yang dihadapi ulama-ulama di Jawa.
  3. Penasehat Kerajaan Majapahit, kekaguman Raja Brawijaya terhadap keluasan ilmu dan kebijaksanaan Sunan Ampel membuat raja majapahit sering berkonsultasi kepadanya.
  4. Perancang berdirinya kerajaan Islam pertama di Jawa, seiring melemahnya kekuatan majapahit maka Sunan Ampel merancang berdirinya kerajaan Islam Demak dan menjadikan Raden Patah Putra Raja Brawijaya yang menjadi murid dan menantunya sebagai raja pertama.

Nilai positif/keteladanan dari Sunan Ampel

  1. Tidak memaksa orang lain untuk masuk Islam,
    Beliau sangat menghargai dan toleran terhadap pemeluk agama lain. Beliau tidak mengkafir-kafirkan umat lain yang tidak mau masuk Islam. Namun dengan sikap tersebut justru membuat kagum masyarakat dna akhirnya justru memilih masuk Islam.
  2. Kreatif dalam seni dan bahasa sebagai media dakwah,
    Sunan Ampel banyak menggunakan pendekatan karya seni dan bahasa sebagai media dakwah. Di antaranya adalah mengubah istilah-istilah bahasa seperti shastri menjadi santri, mushola menjadi langgar, atap masjid yang mirip dengan pura. Termasuk karya beliau yang berupa huruf “PEGON”, yaitu tulisan arab yang berbunyi aksara Jawa jika dibaca.

  3. Pandai bergaul dengan masyarakat,
    selalu mengedepankan toleransi dan tidak membeda-bedakan tingkat masyarakat.

  4. Berilmu dan bijaksana,
    Rajin memperdalam ilmu, sehingga membuat perilakunya menjadi sangat bijaksana. Karena beliau bisa memahami segala permasalahan termasuk jalan keluarnya. Sehingga apabila mengambil keputusan selalu melegakan dan adil.

Jasa Sunan Ampel yang sangat besar terhadap perkembangan ajaran Islam di pulau Jawa, membuat nama beliau diabadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam di surabaya bernama UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI

SILSILAH KELUARGA RAJA DEMAK BINTORO

  SILSILAH KELUARGA RAJA DEMAK BINTORO Raden Patah, Adipati Demak Bintoro bertahta di Kraton Glagah Wangi dengan gelar : " Syah Alam A...