Rabu, 13 Mei 2020

Sang Maestro Didi Kempot

Kata teman sekolah, ”Wah, dia itu kendel (pemberani, Red). Waktu masih SMP dia pernah mengajak berantem anak-anak SMA.”
Semua cerita itu terjadi di Ngawi, tempat Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot dibesarkan. Didi yang lahir di Solo diboyong ke kabupaten di ujung barat Jawa Timur tersebut setelah pernikahan ibundanya, Umiyati, dengan Ranto Edi Gudel, yang sudah membuahkan tiga buah hati, tak bisa bertahan. Saat sang adik dibawa ke Ngawi, dua kakaknya, Joko Lelur Sentot Suwarso dan Mamiek Prakoso, ikut sang bapak di Solo.
”Dia dibawa ke Ngawi saat masih bayi,” terang Lilik Subagyo, kakak tertua Didi, putra Umiyati dari pernikahan sebelum dengan Ranto Edi Gudel, kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Didi pun tumbuh jadi bocah Dusun Sidowayah, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, kampung halaman sang ibu. Kampung yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Ngawi ke barat
Di kampung itu pula karakter Didi yang pemberani, pantang menyerah, serta perhatian kepada saudara dan sesama terbentuk. Karakter yang tetap tak luntur kala namanya kelak melejit sebagai maestro campursari/pop Jawa.
Masa sekolah dasar dia lalui di SDN 1 Jenggrik. Setelah lulus, kata Lilik, dia sempat meneruskan sekolah di SMP Kosgoro, Ngawi. Namun, tak sempat lulus.
Selama menjalani masa sekolah di Ngawi, Lilik menyebut adiknya itu dulu sering ke Solo. Meski beda provinsi, jarak Ngawi-Solo tidak terlalu jauh karena Ngawi berbatasan langsung dengan Jawa Tengah.
Biasanya, Didi Kempot ke Solo untuk meminta biaya kebutuhan ke bapaknya yang merupakan seniman tradisional itu. Jika urusannya sudah selesai, biasanya Didi Kempot tetap pulang ke rumah ibunya di Ngawi. ”Saya malah belum tahu kalau Didi itu pernah sekolah di Solo. Kalau saya, Sentot, dan Mamiek memang pernah (sekolah di Solo),” ungkap Lilik.
Eko Guntur Martinus, adik Didi, anak Ranto Edi Gudel dari pernikahan lain, kepada Jawa Pos Radar Solo menceritakan bahwa kakaknya sempat bersekolah SMP di Solo. Tapi, juga terhenti karena perkara biaya. Dan, akhirnya dititipkan ke seorang pakde di Samarinda, Kalimantan Timur.
Setelah berpisah dengan Ranto Edi Gudel, Umiyati menikah lagi. Dia kembali dikaruniai tiga anak: Noviana Ida Hayati, Agustina Prihatini, dan Dina Yuli Setyowati.
Dina Yuli Setyowati mengaku lebih banyak mendengar cerita tentang sang kakak dari almarhumah ibunya. Sebab, jarak usianya dengan Didi terpaut jauh: 12 tahun. Saat dia beranjak besar, sang kakak yang biasa memanggilnya Yuleng itu sudah tak lagi tinggal di Ngawi.
Bahkan, Yuli baru tahu memiliki saudara laki-laki Didi Kempot itu ketika sudah kelas II SD atau sekitar tahun 1985. ”Pertama ketemu dengan Mas Didi dan Mas Mamiek itu di rumah kontrakan ibu. Bukan di rumah ini (keprabon/peninggalan orang tua, Red),” kenang Yuli yang kini menempati rumah peninggalan sang ibu tersebut.
Waktu itu Mamiek sudah menjadi pelawak terkenal anggota grup legendaris Srimulat. Tapi, Didi Kempot masih belum jadi ”orang”. Setahu Yuli, aktivitas kakaknya kala itu masih lebih banyak mengamen.
Sebelum menikah dengan Saputri pada 1994, Didi seingat Yuli juga jarang pulang ke Ngawi. ”Mas Didi lebih sering pulang ke Solo, dan sesekali ke Ngawi untuk membesuk ibu,’’ ungkap dia kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Kendati tak terlalu sering bertemu langsung, Yuli mengenang Didi sebagai kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya. Didi juga disebutnya sebagai sosok yang sangat bersahaja kepada siapa saja, pekerja keras, dan tidak mau bergantung kepada orang lain.
”Sempat beberapa kali Mas Mamiek yang sudah sukses duluan ingin membantu, tapi Mas Didi selalu menolak karena ingin berjuang dengan usahanya sendiri,” kenangnya.
Anang Leybon, teman sekolah Didi, menyaksikan sendiri kegigihan sang kawan yang dulunya suka gelut itu di jalanan Jakarta. Waktu itu, 1989, Anang yang bekerja sebagai kernet Kopaja bertemu Didi yang tengah mengamen. Mereka baru bertemu lagi setelah itu pada 2000 di Ngawi
”Banyak kenangan saya dengan Kempot, tapi saya tidak tega untuk menceritakannya,” ujar Leybon yang mengenal Didi semasa di SMP itu.
Musik memang sudah sejak awal jadi pilihan hidup pria kelahiran 31 Desember 1966 tersebut. Kebetulan, Didi dianugerahi suara yang merdu.
Lilik Subagyo, kakak Didi Kempot. (LATFUL HABIBI/JAWA POS RADAR NGAWI)
Menurut Lilik, beberapa kali adiknya yang semasa kecil bandel itu memenangi lomba menyanyi, baik di Ngawi maupun semasa tinggal di Samarinda. ”Jadi, karismanya itu sudah kelihatan. Dia hobi bernyanyi, suaranya bagus, suka main musik,” papar Lilik.
Bukti keseriusannya bermusik itu, lanjut Lilik, sekembali ke Solo dari Samarinda, Didi rela menjual sepeda untuk membeli gitar. ”Akhirnya tidak mau sekolah, malah pilih ngamen,” kenangnya.
Tapi, berkat keputusan itu, semua tahu, sesudahnya adalah sejarah. Lewat perjuangan berliku, Didi menggapai langit popularitas dengan sederet lagu yang sukses menembus berbagai demarkasi: tua-muda, kaya-miskin, kampung-kota.
Sampai akhirnya The Godfather of Broken Heart itu harus mengakhiri perjalanannya. Kembali ke kota tempat dia memulai semuanya: Ngawi.
Saksikan video menarik berikut ini:


Editor : Ilham Safutra
Reporter : */c10/ttg

Sholat witir tiga rekaan sekaligus boleh tidak ?

TRENDING NOW: RAMADHAN Shalat Witir Tiga Rakaat Sekaligus, Bolehkah? Kamis 16 Mei 2019 13:00 WIB (Foto: @sayidati.net) Shalat witir merupakan salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan oleh syara’. Bahkan dalam mazhab hanafi, hukumnya bukan lagi sebatas sunnah, tapi wajib. Hal tersebut merupakan salah satu bukti betapa dianjurkannya melaksanakan shalat witir. Rasulullah dalam salah satu haditsnya memerintahkan agar shalat witir dijadikan sebagai penutup shalat malam: اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا “Jadikan shalatmu yang paling akhir di waktu malam berupa shalat witir” (HR. Bukhari Muslim) Dalam bulan Ramadhan shalat witir umumnya dilaksanakan setelah selesai melaksanakan shalat tarawih, sebagian ada yang melaksanakan hanya satu rakaat, sebagian lain melaksanakannya sampai tiga rakaat. Dalam hal ini patut dipahami bahwa satu rakaat adalah jumlah minimal pelaksanaan shalat witir, maksimalnya adalah sebelas rakaat dan jumlah rakaat shalat witir yang dinilai paling sempurna adalah sebanyak lima rakaat. Ketentuan demikian sejara jelas tercantum dalam kitab Fath al-Mu’in: ـ (وأقله ركعة) وإن لم يتقدمها نفل من سنة العشاء أو غيرها. قال في المجموع: وأدنى الكمال ثلاث، وأكمل منه خمس فسبع فتسع، (وأكثره إحدى عشرة) ركعة “Minimalnya shalat witir adalah satu rakaat, meskipun tidak didahului shalat sunnah berupa shalat sunnah (Ba’diyah) Isya’ atau shalat lainnya. Imam Nawawi berkata dalam kitab al-Majmu’: “jumlah rakaat yang mendekati  sempurna adalah tiga rakaat, dan jumlah yang paling sempurna adalah lima rakaat lalu tujuh rakaat lalu sembilan rakaat” (Syekh Zainuddin al-Maliabari, Fath al-Mu’in, juz 1, hal. 288) Umumnya masyarakat yang melaksanakan shalat witir dengan tiga rakaat pada bulan Ramadhan, mereka memisahnya dengan salam pada rakaat kedua, lalu berdiri lagi melanjutkan satu rakaat. Namun, di sebagian tempat, ada juga yang melaksanakan shalat tarawih dengan cara menyambung tiga rakaat sekaligus dengan hanya satu salam.  Bagi mereka yang asing dengan pemandangan terakhir ini mungkin akan bertanya-tanya: bolehkah menyambung tiga rakaat sekaligus dalam shalat witir? Jika boleh, manakah yang lebih utama, memisahnya dengan salam atau justru menyambungnya? Menyambung shalat witir tiga rakaat sekaligus adalah hal yang diperbolehkan dalam mazhab Syafi’i. Namun, memisahkannya dengan salam pada rakaat kedua dianggap lebih utama daripada menyambung tiga rakaat sekaligus. Hal ini  seperti yang ditegaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bujairami ala al-Manhaj: ـ (ولمن زاد على ركعة) في الوتر (الوصل بتشهد) في الأخيرة (أو تشهدين في الأخيرتين) للاتباع في ذلك رواه مسلم ، والأول أفضل ، ولا يجوز في الوصل أكثر من تشهدين ، ولا فعل أولهما قبل الأخيرتين لأنه خلاف المنقول من فعله صلى الله عليه وسلم “Bagi orang yang melaksanakan witir lebih dari satu rakaat maka boleh baginya untuk menyambung witir dengan satu tasyahud di akhir rakaat atau dua tasyahud di dua rakaat terakhir. Hal ini berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Namun, praktik yang pertama (satu tasyahud) lebih utama. Dalam menyambung rakaat dilarang lebih dari dua tasyahud dan juga tidak boleh melakukan awal dari dua tasyahud sebelum dua rakaat terakhir, sebab praktik demikian tidak pernah ditemukan dalam shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ala al-Manhaj, juz 3, hal. 152). Meski menyambung tiga rakaat shalat witir dengan satu salam adalah hal yang diperbolehkan, tapi cara demikian dihukumi makruh, sebab dianggap menyerupai pelaksanaan shalat maghrib. Dalam hal ini, Syekh Zainuddin al-Maliabari menjelaskan: والوصل خلاف الاولى، فيما عدا الثلاث، وفيها مكروه للنهي عنه في خبر: ولا تشبهوا الوتر بصلاة المغرب “Menyambung rakaat witir merupakan menyalahi hal yang utama (khilaf al-aula) pada selain tiga rakaat. Sedangkan menyambung tiga rakaat witir (sekaligus) dihukumi makruh, sebab adanya larangan dalam hadits Nabi: ‘Janganlah kalian menyerupakan shalat witir dengan shalat maghrib’.” (Syekh Zainuddin al-Maliabari, Fath al-Mu’in, juz 1, hal. 289) Tata Cara Shalat Witir 3 Rakaat Sedangkan cara melaksanakan shalat witir dengan menyambung tiga rakaat sekaligus sama persis dengan cara melaksanakan shalat-shalat yang lain, khususnya seperti shalat maghrib yang sama-sama berjumlah tiga rakaat, maka dua rakaat terakhir harus disertai dengan tasyahud. Adapun niat shalat witir dengan menyambung tiga rakaat adalah sebagai berikut:  اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah shalat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.” Niat di atas merupakan niat bagi orang yang melaksanakan shalat witir dengan sendirian (munfarid), sedangkan ketika menjadi makmum dalam shalat witir berjamaah, maka tinggal menambahkan kata “ma’mûman” setelah kata “mustaqbilal qiblati”, jika menjadi imam maka menambahkan kata “imâman” setelah kata “mustaqbilal qiblati”. Untuk lebih jelasnya, silakan simak dalam tulisan “Ini Lafal Niat Shalat Witir”. Dalam niat shalat witir tiga rakaat sekaligus berbeda dengan niat witir ketika dipisah, sebab jika dipisah harus menyertakan huruf “min” sehingga niatnya menjadi: اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatan minal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ Dalam melaksanakan shalat witir tiga rakaat, baik itu dengan cara dipisah dengan salam pada rakaat kedua atau digabung tiga rakaat sekaligus, disunnahkan untuk membaca Surat al-A’la setalah al-Fatihah pada rakaat pertama, Surat al-Kafirun pada rakaat kedua; dan Surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas pada rakaat ketiga. Anjuran ini dijelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Jamal: ويسن لمن أوتر بثلاث أن يقرأ في الأولى بعد الفاتحة الأعلى ، وفي الثانية الكافرون ، وفي الثالثة الإخلاص ثم الفلق ثم الناس مرة مرة “Disunnahkan bagi seseorang yang shalat witir tiga rakaat agar membaca Surat al-A’la pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah dan pada rakaat kedua membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat ketiga surat al-Ikhlas lalu surat al-Falaq lalu surat an-Nas satu persatu” (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-Jamal, juz 4, hal. 299) Dapat disimpulkan bahwa menggabung tiga rakaat shalat witir dalam satu kali salam adalah hal yang diperbolehkan, tapi cara demikian dianggap makruh. Cara yang paling utama adalah dengan memisah rakaat kedua dengan salam dan melanjutkan satu rakaat terakhir dengan takbiratul ihram (tiga rakaat dua kali salam). Wallahu a’lam.  Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah Kaliwining Rambipuji Jember  Tags: witir Share: Rekomendasi Bagaimana Puasa Umat Sebelum Nabi Muhammad? Delapan Hal yang Membatalkan Puasa Bacaan Tahiyat yang Paling Ringkas untuk Tarawih Menelusuri Makna ‘Shaum’, ‘Shiyam’, dan ‘Ramadhan’ Shalat Tahajud Setelah Shalat Witir, Bolehkah? Doa Doa Memasukkan Jenazah ke Dalam Kubur Doa Pengajian KHM Syafi’i Hadzami pada Radio Cenderawasih Doa Ukasyah RA, Arab, Latin, dan Terjemahannya Doa Setelah Makan Makanan Syubhat Doa Penutup Majelis Taklim KHM Syafi’i Hadzami Warta Video Islam Mengecam Perusakan Alam Selasa 12 Mei 2020 00:24 WIB Bahtsul Masail 1 Hukum Membuang Jenazah ke Laut 2 Apakah Dosa Juga Dilipatgandakan di Bulan Ramadhan? 3 Hukum Melamakan Sujud Terakhir dalam Shalat Berjamaah 4 Hukum Shalat Jumat Online atau Live Streaming via Media Sosial 5 Apakah Boleh Mengumandangkan Adzan Shallu fi Rihalikum atau fi Buyutikum? Syariah 1 Meneguhkan Fiqih yang Dinamis dan Maslahat (6) 2 Meneguhkan Fiqih yang Dinamis dan Maslahat (5) 3 Fatwa Onani saat Puasa dan Etika Berfatwa Ustadz 4 Meneguhkan Fiqih yang Dinamis dan Maslahat (4) 5 Meneguhkan Fiqih yang Dinamis dan Maslahat (3) Kontak kami Redaksi: (+6221) 391 4013/14 Sekretariat PBNU (+6221) 31908425 Gedung PBNU Lt.5 Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat 10430 Copyright © 2020 | All rights reserved | NU Online

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/106304/shalat-witir-tiga-rakaat-sekaligus-bolehkah

Sabtu, 02 Mei 2020

FITROH INSANIYAH

*MADRASAH RUHANIYAH*

*_Ramadan (10)_*

*FITROH INSANIYAH*

Pada hakekatnya, dalam diri manusia ada *fitrah* untuk senantiasa *berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat*.

*Nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan ketenangan*. Jauh di dalam lubuk hati manusia, pada dasarnya *_selalu ada kerinduan untuk terus menerus mengikuti jalan agama yang benar_*.
Inilah *fitrah manusia* yang sesungguhnya, fitrah yang diajarkan Islam.

Maka ketika manusia tergelincir berbuat kejahatan yang menghinakan dirinya serta menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan agamanya, Allah mengingatkan mereka melalui firmannya.
Firman Allah:
*_“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”_*
QS. Ar Rum 30

Rasulullah saw. melalui salah satu hadisnya juga menyebutkan bahwa,
*_"pada dasarnya setiap anak manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tak bernoda"_*.
Rasul menegaskan: *_“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, Maka tergantung pada kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi”_*.

Dari dua landasan teologis di atas, jelaslah bahwa dalam diri manusia ada potensi *bersih dan suci*.
Prinsip kebaikan ini diakui oleh seluruh umat manusia, sedangkan kejahatan akan senantiasa mengantarkan manusia menuju kehinaan dan kesengsaraan.

Ironisnya, banyak di antara kita yang melupakan *fitrah insaniyah* (kemanusiaan) kita. Sebagian besar kita justru dipengaruhi, bahkan dikuasai oleh *nafsu*.
Kita menjadikan *nafsu* sebagai *ilah* (tuhan) dalam kehidupan ini. Padahal Allah SWT secara tegas mengecam para *_'budak nafsu’_* dengan firman-Nya: *_“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya.”_*
(Q.S. Al-Furqan: 43-44)

Betapa nista dan hinanya gelar yang disematkan AllahSWT kepada para pemuja nafsu. Mereka diibaratkan seperti *binatang, bahkan jauh lebih hina dari binatang tersebut*.
Dan jelas, tempat yang telah disiapkan bagi mereka adalah neraka Jahannam (Q. S. Al-A’raf: 179)

Bagi manusia yang masih *sadar akan eksistensi kemanusiaannya*, tentu ia tidak mau direndahkan derajatnya, ia akan mempertahankan fitrah kemanusiaannya. Bahkan, ia akan selalu berusaha meningkatkan derajat serta kualitas kemanusiaannya.
Tetapi bagi mereka yang telah dibutakan mata hatinya oleh dekapan nafsu, ia akan terlena dan terbuai, tidak memedulikan lagi fitrah kemanusiaannya yang suci. Ia akan terlelap dalam bisikan nafsu, sampai akhirnya maut datang menjemputnya. Na’udzubillahi min dzalik.

Semoga kita termasuk manusia-manusia yang senantiasa menjaga fitrah insaniyah kita,dan  menyadari eksistensi kemanusiaan kita, sehingga mengarungi hidup dan kehidupan di dunia ini selalu berada dalam bimbingan wahyu Ilahi.
Amin.

Ahad, 3 Mei 2020/ 10 Ramadan 1441 H.

Salam
Fuad

Jumat, 01 Mei 2020

PAHALA PUASA

*MADRASAH RUHANIYAH*

Ramadhan (9)

*PAHALA PUASA*

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
*_"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."_*
[Hr . Muslim]

Bahwa amalan-amalan yang dilakukan manusia sebagai proses  penghambaan kepada Allah yang Maha Agung ,sejatinya telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia.
Dan amalan ibadah  seseorang ( selain Puasa )pahalanya akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah. Sedang Amalan puasa Allah sendiri yang akan memberi pahala *tanpa batasan*.

Ungkapan *_‘Puasa untuk-Ku_*, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku.

Ibnu Abdul Bar berkata,
"Cukuplah ungkapan *_‘Puasa untuk-Ku_* menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.

Sesungguhnya Allah khususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya, hal itu karena keutamaannya di sisi-Nya, cintanya padanya dan tampak keikhlasan padanya untuk-Nya .
Karena puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. karena orang yang berpuasa,  di tempat yang sepi mungkin baginya mengkonsumsi apa yang diharamkan oleh Allah, (akan tetapi) dia tidak mengkonsumsikannya. Karena dia mengetahui punya Tuhan yang melihat di tempat yang sunyi. Dan Dia telah mengharamkan hal itu.
Keistimewaan ini akan terlihat nanti di hari kiamat sebagaimana yang dikatakan oleh Sofyan bin Uyainah rahimahullah, *_"Ketika hari kiamat, Allah akan menghisab hamba-Nya. Dan mengembalikan tanggungan dari kezalimannya dari seluruh amalnya. Sampai ketika tidak tersisa kecuali PUASA, maka Allah yang akan menanggung sisa kezaliman dan dia dimasukkan surga karena puasanya."_*

Allah berfirman dalam Al Qur'an "Dan Aku yang akan membalasnya." Balasannya disandarkan kepada diri-Nya yang Mulia. Karena amalan-amalan shaleh akan dilipatgandakan pahalanya dengan bilangan.
Satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali sampai berlipat-lipat. Sementara puasa, maka Allah sandarkan pahalanya kepada diri-Nya tanpa ada kadar bilangan.
Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

*_"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"_*
QS.Az-Zumar: 10

Salam
Fuad

Rabu, 29 April 2020

SUPER TEMBAGA

Super Tembaga

Kamis 30 April 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Saya belum pernah makan dua jenis durian ini: namlong dan super tembaga.

Beruntunglah orang Bangka --daerah asal dua jenis durian itu.

Kalau saja tidak sedang ada wabah saya pasti langsung ke Bangka. Mengajak dua penggila durian independen --belum ketemu siapa orangnya. Mereka harus jadi juri: mana yang lebih mak-nyus –musang king-nya Malaysia atau namlong dan super tembaganya Bangka.

Saya penasaran. Terutama atas jawaban Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman ini. Yakni jawaban atas pertanyaan saya, mana yang nilainya lebih tinggi: musang king, namlong atau super tembaga.

Jawab Erzaldi mengejutkan saya:

Nilai musang king: 70.

Nilai namlong: 75.

Nilai super tembaga: 90.

Wow!

Hari itu saya memang bertanya ke Pak Gubernur Erzaldi: kalau nilai musang king 90, berapa nilai super tembaga?

Ternyata jawaban beliau seperti itu.

Saya pun flash back ke masa lalu: berapa dong nilai durian di Sorolangun --yang dulu sering saya makan itu. Yang sudah saya anggap lezat itu.

Kalau Gubernur Babel benar, bukan main lezatnya super tembaga itu. Apalagi kalau dewan juri nanti sependapat dengan Gubernur Erzaldi.

Senin lalu saya memang terlibat diskusi dengan Pak Gubernur. Diskusi jarak jauh. Lewat Zoom.

Hadir juga di layar ponsel saya Pak Djohan Aping. Juga Pak Juaidi (Kepala Dinas Pertanian Bangka).

Saya memang terlalu berharap agar Bangka menjadi garda depan ekspor durian Indonesia.

Pertimbangan saya banyak. Bangka-lah yang sudah memulai program durian estate. Tanah Bangka memang sangat istimewa --untuk durian.

Posisi Bangka sendiri kan di garda depan --menghadap Laut China Selatan. Yang lebih utama: Bangka-lah yang pertama memiliki durian terstandar.

Di Bangka, seperti dikemukakan Pak Gubernur Erzaldi, hanya dikembangkan dua jenis durian itu saja --namlong dan super tembaga.

Dengan hanya mengembangkan dua unggulan Bangka bisa lebih fokus.

Gubernur Erzaldi dan istri di Kontes dan Bazar Durian 2020 di Halaman Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (11/1/2020) (Foto: Dok. Distan Babel).

Selama ini pembeli durian di Indonesia suka bingung. Terutama kalau lagi menghadapi tumpukan durian di pinggir jalan: yang mana yang enak. Anekanya terlalu ria. Kadang beli lima hanya dua yang memuaskan.

Inilah kelemahan utama durian kita -- di pasar ekspor. Pembeli durian internasional tidak mau pusing. Mau mereka sederhana: jenis apa, rasanya bagaimana.

Itulah keunggulan durian Malaysia: musang king. Rasanya pasti: seperti itu. Teksturnya pasti: seperti itu. Ketebalan dagingnya pasti: setebal itu. Ukuran bijinya pasti: sekecil dan segepeng itu.

Pembeli durian di Indonesia itu memang pemaaf dan toleran. Sudah berapa kali pun ”tertipu” masih juga mau membeli lagi. Saat mendapat yang kurang enak pun masih bisa bilang: hari ini lagi sial. Merasa masih ada hari berikutnya.

Dengan gambaran seperti itu terlalu sulit bagi kita untuk mengejar Malaysia.

Bagaimana jalan keluarnya?

Harus lebih dulu dilakukan revolusi! Yakni revolusi durian. Revolusi durian Indonesia. Yakni membabat habis pohon durian yang terlalu berjenis-jenis itu. Untuk diganti satu dua jenis saja yang unggulan semua.

Dan itu tidak mungkin. Tidak realistis.

Mana bisa penduduk diminta menebang pohon durian mereka --setidak enak apa pun rasanya. Menanam durian itu sulit. Menunggu berbuahnya lama. Untuk menggantinya dengan yang unggul tidak bisa cepat. Mereka bisa kehilangan penghasilan selama enam tahun. Siapa yang menanggung.

Tapi kalau terus dibiarkan begini, seumur hidup pun kita tidak bisa mengejar Malaysia. Padahal kita pernah bisa mengalahkan Malaysia: di kelapa sawit. Yang dulu juga pernah dinilai tidak mungkin.

Sambil menanti jalan revolusi itu muncullah harapan dari Bangka. Bukan main senangnya orang seperti saya.

Kan saya tahu. Begitu besar pasar durian di Tiongkok. Dengan penduduk 1,4 miliar. Yang pendapatan mereka terus meningkat.

Durian merupakan barang baru bagi mereka. Sampai-sampai ada yang tidak tahu bagaimana cara makan durian. Lihatlah humor yang saya sertakan di naskah ini. Lucu sekali.

Yang berjasa menduriankan Tiongkok adalah Thailand. Tapi kita semua tahu: durian Thailand kalah dengan durian Medan. Atau durian Jambi. Atau durian Pontianak. Atau durian Palu. Durian Ambon. Durian Semarang. Durian mana pun dari Indonesia.

Tapi saya tidak pernah bisa menemukan durian Indonesia di Tiongkok.

Belakangan muncullah durian musangking dari Malaysia. Yang langsung mengalahkan durian Thailand.

Semua durian di muka bumi pun langsung tewas oleh musang king --nama dan reputasinya.

Itulah yang saya ceritakan di diskusi Zoom dengan Pak Erzaldi dan Pak Djohan Aping Senin lalu.

Djohan Aping adalah orang asli Bangka. Nama sebenarnya: Djohan Riduan Hasan. Buyutnya pun sudah lahir di Bangka. Ia anak ke-8 dari sembilan bersaudara.

Djohan Aping dan keluarga (Koleksi Pribadi Djohan).

Keuletannya muncul lantaran ayahnya meninggal ketika ia baru berumur 3 tahun.

Sejak kecil ia sudah harus jualan kue bikinan ibunya: piang nanas. Saya belum pernah mendengar nama kue itu --apalagi merasakan enaknya. Ketika pak Djohan menyebut nama ”piang nanas” saya minta diulang tiga kali: agar tidak salah menuliskannya.

Dari jualan itu pula ia bisa kuliah di Tarumanegara Jakarta. Jurusan teknik mesin. Lalu bekerja di perusahaan spare part di Jakarta.

Tahun 1997 ia pulang ke Bangka. Bikin smelter tambang timah. Sepuluh tahun kemudian Djohan merintis kebun sawit di Bangka. ”Puluhan perusahaan Jakarta dan Malaysia punya kebun sawit di Bangka. Kok saya yang putra Bangka tidak punya,” katanya saat itu.

Kini Djohan punya 5.000 hektare kebun sawit. Juga mendirikan satu PKS berkapasitas 30 ton/hari. Pabrik kelapa sawitnya itu tergolong kecil di sana.

Dari kebun sawit itu Djohan memikirkan kebun durian. Itu karena ia tahu durian Bangka tidak ada duanya. Khususnya yang dua jenis tadi: namlong dan super tembaga.

”Saya dengar Pak Djohan sudah punya 500 hektare kebun durian...” tanya saya.

”Baru 200 hektare,” katanya. ”Pelan-pelan,” tambahnya merendah.

Memang targetnya sampai 500 hektare. Tidak lama lagi. Rasanya akan berhasil.

Ia pun sudah memiliki kebun pembibitan sendiri. Yang tidak sesederhana pembibitan kelapa sawit.

”Target kami Bangka harus memiliki 5.000 sampai 8.000 hektare kebun durian,” ujar Gubernur Erzaldi. ”Termasuk kebun milik masyarakat,” tambah Gubernur.

Saat ini, ujar Pak Erzaldi, Bangka sudah memiliki 800 hektare kebun durian.

”Teman saya sudah ada yang punya 500 hektare,” ujar Pak Djohan.

Djohan kini fasih sekali bicara durian. Termasuk bisa mengungkap rahasia di balik keistimewaan durian Bangka.

Tanah Bangka, katanya, adalah tanah tambang. Khususnya timah dan tembaga. Itulah yang tidak dimiliki propinsi lain.

Hanya saja tanah seperti itu kurang unsur makronya. ”Tapi unsur makro, seperti N, P, K, bisa ditambahkan,” ujar Djohan.

Dengan demikian tanah mineral tersebut menjadi pembeda dari wilayah lain.

”Jangankan durian,” ujar Djohan. ”Petai dari Bangka ini baunya baru hilang setelah dua hari,” lanjutnya.

Juga jengkol.

”Makan jengkol Bangka bisa benar-benar jengkolen,” katanya.

Saya tidak tahu apa itu jengkolen. Tapi saya akan bisa bertanya ke istri saya. Yang begitu sering merebus jengkol satu panci --dimakan sendiri.

Walhasil, tanah Bangka itulah kuncinya. Mungkin mirip tanah daerah Ipoh dan sekitarnya, Malaysia. Yang di masa lalu juga pusat tambang timah --sekaligus kini menjadi pusat musang king.

Bangka akan membayar dendam lama kita: agar Indonesia bisa ekspor buah tropik secara besar-besaran ke utara sana. Sebagai senjata pengimbang neraca perdagangan kita.

Duluuuuuu, orang dari utara membanjir ke Bangka.

Kelak, ganti durian Bangka akan mengalir ke utara. (dahlan iskan)

https://www.disway.id/r/917/super-tembaga

MADRASAH RUHANIYAH

*MADRASAH RUHANIYAH*

*_Ramadhan (7)_*

*DENGKI*
*(Hasad)‎*

*Dengki* atau *_hasad_* dapat diartikan sebagai *kebencian terhadap nikmat ‎yang ada pada diri orang lain dan berharap agar nikmat tersebut hilang dari ‎orang tersebut*. ‎

Pengertian lain tentang hasad adalah: *seseorang menginginkan ‎hilangnya kesenangan (nikmat) yang dimiliki orang lain dan berusaha ‎memindahkannya kepada dirinya*.

Nikmat yang ada pada orang lain itu bisa ‎berupa kekayaan, kepintaran, kecantikan, kedudukan, kehormatan, dan ‎kelebihan-kelebihan lainnya. ‎

Al-Qur’an mendefinisikan hasad atau dengki dengan sebuah ungkapan ‎yang sangat tepat: ‎

*_‎“Jika kamu kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, ‎tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.”_*
(Q.S. Ali ‎‎‘Imran: 120)‎

Dalam bahasa sederhana, meminjam istilah Aa Gym, *dengki* itu adalah *‎‎“susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah.”‎*

Dalam kehidupan sehari-hari sangat mudah kita jumpai orang-orang ‎yang mempunyai sifat dengki, iri hati atau hasad.
Ciri-ciri seorang pendengki ‎dapat kita ketahui dari beberapa sikap berikut ini:‎

*1*.  Dia tidak senang melihat orang yang kaya, pintar, baik, cantik, atau lebih ‎dihormati daripada dia.‎

*2*  Dia ingin menyaingi orang tersebut dalam hal kekayaan, kepintaran dan ‎kecantikan.‎

*3*  Dia senang menggunjing atau mendengar gunjingan orang lain tentang ‎orang tersebut.‎

*4*  Dia tidak senang mendengar orang lain memuji kekayaan,  kepintaran, ‎kecantikan serta kebaikan orang tersebut.‎

*5*  Dia berusaha menjatuhkan orang tersebut dengan berbagai cara.‎

*6*  Dia senang jika orang tersebut kehilangan kekayaan, kepintaran,  ‎kecantikan, serta kehormatan dirinya.‎

Jika kita jumpai salah satu saja dari beberapa sikap di atas pada diri ‎seseorang, maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut sudah mengidap *‎‎“penyakit”* dengki atau hasad.‎

Rasulullah Saw. bersabda, *_“Jauhkanlah (oleh kalian) dengki (hasad) ‎karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu ‎bakar.”_*
(HR. Abu daud) ‎

Hadis ini menegaskan bahwa sifat dengki (hasad) layaknya *virus yang ‎akan merusak serta menghancurkan seluruh file amal kebaikan seseorang*. ‎

Lantas, apa yang menyebabkan munculnya sifat dengki pada diri ‎manusia ?‎

Al-Qur’an menyebutkan dua hal yang menjadi penyebab utama rasa ‎dengki, yaitu: -- *Pertama*,
Rasa permusuhan dan kebencian, seperti disebutkan ‎dalam surat Ali Imran: 118.
- *Kedua*,
Kagum diri dan merendahkan orang lain, ‎sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Zukhruf: 31 dan surat al-Mu’minun: ‎‎33.‎

Meski sifat dengki secara umum dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada ‎sifat dengki atau iri yang *_dibolehkan_*. Nabi Saw. bersabda,
*_“Hasad tidak ‎diperbolehkan kecuali dalam dua hal_*;
*Pertama*, kepada seseorang yang ‎dianugerahi Allah rizki berupa harta yang banyak dan digunakan untuk ‎kepentingan kebenaran;
*Kedua*, iri hati kepada orang yang dianugerahi Allah ‎ilmu yang banyak, dan ia mengamalkan ilmunya itu dan mengajarkannya ‎‎(kepada orang lain).”
 (HR. al-Bukhari)‎

Kamis, 30 April 2020 / 7 Ramadan 1441 H.

Salam
Fuad

MATERI

Lirik lagu 'Sotya'

 lagu 'Sotya' milik Dru Wendra Wedhatama.👤💯 Iki tulising kidungku Inilah nyanyianku Kanggo sira hapsarining kalbu Untuk dirimu...