Kamus Bahasa Jawa 2550 Terlengkap
Kamus Bahasa Jawa 2550 Terlengkap
Kamus Bahasa Jawa – Indonesia adalah salah satu negara yang sangat kaya akan kebudayaannya termasuk bahasa. Salah satu bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ialah bahasa Jawa dan merupakan bahasa daerah terbesar di Indonesia. Maka dari itu patutlah kita berbangga dilahirkan sebagai orang Indonesia yang dikarunia kebudayaan yang sangat kaya sehingga kita harus melestarikannya.
Bahasa Jawa bukan hanya dipelajari oleh orang Indonesia sendiri namun ternyata di barat sana banyak juga yang mempelajarinya. Kebanyakan dari mereka mempelajari bahasa Jawa dikarenakan rasa ketertarikannya pada bahasa Jawa. Sebagian besar masyarakat di Jawa tengah dan Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-harinya. Bahkan di sebagian daerah pesisir seperti Cirebon, Karawang, Indramayu, Cilacap dan Banten juga menggunakan bahasa Jawa.
Terlebih jika Anda tinggal di daerah yang sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Jawa sehingga bahasa tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari. Pasalnya jika kita bersosialisasi menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan lingkungan di sekitarnya tentu akan jauh lebih mudah. Setidaknya Anda paham dengan bahasa Jawa meskipun sedikit kalaupun tidak bisa mengucapkannya sehingga jika ada orang yang berbicara menggunakan bahasa Jawa Anda bisa paham.
Sedangkan bahasa jawa yang paling banyak dipergunakan dalam percakapan sehari-hari ialah bahasa Jawa ngoko serta bahasa Jawa krama. Lalu apa sih yang dimaksud dengan bahasa Jawa ngoko dengan bahasa Jawa krama itu? Berikut ini akan kami ulas tentang bahasa Jawa yang harus Anda ketahui.
Daftar Isi
BELAJAR BAHASA JAWA BESERTA ARTINYA
Berikut ini adalah beberapa kosakata yang terdiri dari bahasa Jawa yang bisa untuk anda pakai dalam percakapan sehari-hari:
BAHASA JAWA NGOKO/KRAMA
Saya: Kulo/Dalem
Kamu: Kowe/Panjengengan
Kami: Awekedhewe/Kito
Dia: Deweke/Piyambakipun
Ini: Iki/Meniko
Itu: Kui/Niku
Apa: Opo/Menopo
Di mana: Ngendi/Wonten Pundhi
Yang mana: Singendi/Ingkangpundhi
Siapa: Sopo/Sinten
Mengapa: Ngopo/Kadosmenopo
Bagaimana: Piye/Kadospundhi
Iya: Yoh/Inggih atau injih
Tidak: Ora/Mboten
Barangkali: Menowo/Menawi
Satu: Siji/Setunggal
Orang: Uwong/Tiyang atau Piyantun
Anak laki-laki: Lanang/Kakong
Anak perempuan: Wedhok atau wadon/Estri
Ayah: Rama/Romo
Anak: Lare atau putera/Putro
Nama: Jeneng atau Asma/Asmo
Uang: Duwit/Artho
Kamar kecil: (Kamar) Mburi/(Kamar) Wingking
Air: Banyu/Toya
Jalan: Dalan/Mergi
Kira-kira: Kiro-kiro/Kinten-kinten
Semua: Kabeh/Sedanten atau sedaya
Lebih: Luwih/Langkung
Sangat atau sekali: Banget/Sanget
Dari: Seko/Saking
Sekarang: Saiki/Sakmeniko
Baru: Anyar/Enggal
Tua: Tuwo/Sepuh
Panjang: Dowo/Panjang
Pendek: Cendek/Cendak
Murah: Merah/Mirah
Mahal: Larang/Awis
Panas: Benther/Benther
Dingin: Adem/Asrep
Kemarin: Wingi/Kolowingi
Besok: Sesuk/Mbenjang
Atas: Nduwur/Nginggil
Bawah: Ngisor/Ngandap
Lapar: Ngelih/Luwe
Bahagia: Seneng/Rahayu
Sakit: Lara/Gerah
Maaf: Ngapunten/Ngapura atau ngapuro
Pagi: Esuk/Enjing-Injing
Siang: Awan/Siang
Malam: Bengi/Dalu
Apa kabar: Piyekabare/Pripun atau kadospundhi
Berapa: Piro/Pinten
Silahkan: Monggo/Monggopunatri
Terima kasih: Muwun/Maturnuwun
BAHASA JAWA HALUS
Bahasa jawa halus ialah jenis bahasa Jawa yang dipergunakan untuk meninggikan atau menghormati derajat dari lawan bicaranya serta untuk merendahkan hatinya. Nah, di bawah ini adalah beberapa contoh kosa kata bahasa jawa halus yang bisa Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari:
Selamat jalan: Sugeng tindak
Belum: Dereng
Karena: Amargi
Tetapi: Amargi
Di sini: Wontenmriki
Baik: Sae
Jelek: Kirangsae
Betul: Leres
Indah atau cantik: Endah
Besar: Ageng
Kecil: Alit
Banyak: Kathah
Sedikit: Sakedhik
Sama: Sami
Bisa: Saget
Punya: Kagungan
Ada: Wonten
Mau: Kersa
Jangan: Ampun
Pergi: Tindhak
Datang: Rawuh
Bicara: Ngendika/Ngendiko
Bilang: Dawuh
Lihat: Mrisani
Mengerti: Ngertos
Makan: Dahar atau nedo
Minum: Ngunjuk
Dengar: Miereng
Kasih: Paringi
Suka: Remen
Cinta: Tresna atau tresno
Pikir: Penggalih
Membuat: Nadamel atau damel
Duduk: Lenggah atau pinarak
Beli: Tumbas
Berhenti: Kendhel
Jauh: Tebeh
Dekat: Cerak
Kanan: Tengen
Kiri: Kiwo
Sebagaimana dalam bahasa Sunda, beberapa daerah yang menggunakan bahasa jawa juga ada yang memakai bahasa jawa halus dan ada juga yang menggunakan bahasa jawa kasar. Daerah-daerah yang masih menggunakan bahasa jawa halus seperti Yogya, Solo dan Semarang. Sedangkan untuk bahasa jawa kasar lebih banyak dipergunakan di daerah perbatasan seperti perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sedangkan di daerah sekitar pantai selatan dan juga pantai utara kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa jawa kasar. Namun berbeda lagi dengan daerah di Jawa Timur yang mana memiliki dialek ataupun cara berbicara yang tegas dan lantang. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh bahasa Madura yang terkenal keras.
BAHASA JAWA KRAMA
Bahasa Jawa krama atau kromo inggil yakni bahasa Jawa halus yang zaman sekarang keberadaannya sangat sulit ditemukan terlebih anak mudanya lebih sering memakai bahasa asing dibandingkan dengan bahasa daerah sendiri. Bahkan mereka juga lebih senang untuk memakai bahasa gaul daripada bahasa kromo inggil ini.
Nah, berikut ini adalah beberapa contoh kosakata yang menggunakan bahasa Jawa krama untuk anda pelajari dan untuk melestarikan.
Merah: Abang
Berat: Abot
Adik: Adi
Jauh: Adoh
Jual: Adol
Mandi: Adus
Agama: Agomo
Kalau: Ai
Jangan: Aja
Banyak: Akeh
Marah atau buruk: Ala
Hutan: Alas
Lebar: Amba
Bau: Ambu
Ada: Ana
Saja: Bae
Biar: Bagen
Kalau: Bak
Pulang: Balik
Dengan: Bari
Teman: Batur
Begitu: Begono
Tidak: Beli
Lupa: Beli kelingan
Dahulu: Bengen
Benang: Bolah
Busuk: Bosok
Cepat: Buru
Sempat: Ciut
Jadi: Dadi
Jalan: Dalan
Lampu: Damar
Menawar: Danyang
Punya: Dekene
Panen: Derep :
KAMUS BAHASA JAWA “PENYEBUTAN ANGKA BAHASA JAWA”
Dalam bahasa Jawa penyebutan angka merupakan hal yang cukup unik. Hal tersebut dikarenakan di dalam cara penyebutan angka dalam bahasa Jawa tersebut terkandung arti misteri. Sebab cara dalam penyebutan angka dalam bahasa Jawa juga ada hubungannya dengan umur seseorang. Jika dalam bahasa Indonesia penyebutan angka 2 puluhan ialah dua puluh satu, dua puluh dua dan seterusnya. Akan tetapi berbeda dengan penyebutan angka dalam bahasa jawa yang cara penyebutan nya sangat berbeda.
Jika menyebut angka 21 adalah selikur, rolikur untuk menyebut angka 22, telu likur untuk menyebut angka 23 dan seterusnya. Jika melihat sejarahnya lagi, maka penyebutan kata likut tersebut mengandung arti lingguh kursi. Jadi angka 20 pada usia dari seseorang ialah melambangkan pekerjaan, kepribadian, profesi dan lain sebagainya. Nah, maka dari itu pengucapan angka-angka tersebut sangat berbeda dengan penyebutan angka dalam bahasa lainnya seperti umumnya.
Akan tetapi berbeda lagi dengan penyebutan angka 25 yang tidak disebut limo likur seperti angka 2 puluhan lainnya. Angka 25 disebut oleh masyarakat Jawa dengan sebutan selawe. Selawe tersebut memiliki arti yakni seneng-seneng lanang lan wedok. Jadi arti dari ungkapan tersebut ialah jika seseorang telah menginjak usia 25 itu artinya ia sudah siap untuk menikah. Selain itu, usia ideal untuk melangsungkan pernikahan adalah saat masuk 25 tahun.
Akan tetapi berbeda lagi dengan bilangan lainnya yakni bilangan puluhan seperti angka 10 yang disebut dengan sebutan sepuluh. Rongpuluh untuk sebutan 20, telungpuluh untuk sebutan 30 dan patangpuluh untuk sebutan angka 40. Nah, untuk angka 50 sendiri tidak disebut dengan limopuluh akan tetapi berbeda penyebutannya yakni seket atau seneng kethonan.
Jadi arti dari seket atau seneng kethonan dalam bahasa jawa ialah bahwa kebanyakan orang lebih senang untuk memakai peci. Itu artinya bahwa usia 50 ke atas akan lebih banyak orang yang memikirkan untuk beribadah kepada Tuhan. Akan tetapi terdapat satu bilangan aneh lainnya untuk penyebutan angka dalam bahasa jawa yakni angka 60.
Masyarakat jawa tidak menyebut angka 60 sebagai nem puluh, akan tetapi mereka menyebutnya dengan sebutan sewidak. Arti dari sewidak sendiri ialah sejatine wis wayahe tindak. Jadi maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa manusia sebenarnya ketika masuk usia 60 tahun sudah waktunya untuk memikirkan ibadah serta semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan yang maha esa.
Berikut ini adalah penyebutan angka 1 sampai dengan angka 10 dalam bahasa Jawa:
Satu: Siji/Setunggal
Dua: Loro/Kalih
Tiga: Telu/Tiga
Empat: Papat/Sekawan
Lima: Limo/Gangsal
Enam: Enem/Enem
Tujuh: Pitu/Pitu
Delapan: Wolu/Wolu
Sembilan: Sanga/Sanga
Sepuluh: Sepuluh/Sedasa
KALIMAT TANYA DALAM BAHASA JAWA
Untuk belajar bahasa Jawa lebih dalam lagi, maka bukan hanya kosakatanya saja yang perlu Anda pelajari. Dalam hal ini Anda juga harus tahu bagaimana kalimat untuk bertanya dengan menggunakan bahasa Jawa. Dalam bahasa jawa, kalimat pertanyaan tersebut dinamakan dengan ukara pitakon. Seperti di bawah ini beberapa contoh pertanyaan dengan menggunakan bahasa Jawa:
Apa: Apa/Menapa
Siapa: Sapa/Sinten
Di mana: Ing ngendi/Wonten pundhi
Bagaimana: Kepriye/Kepripun atau kadspundhi
Mengapa: Geneya/Yagene atau kena apa atau kenging mengapa
CONTOH PENGGUNAAN KALIMAT TANYA BAHASA JAWA
Apa sing koe gawa kuwi? : Apa yang sedang kamu bawa itu?
Sapa kae sing teka? : Siapa itu yang datang?
Sapa asmamu? : Siapa namamu?
Endi sing arep kowe gawa? : Mana yang mau kamu bawa?
Kowe tuku buku iki nang ndi? : Kamu membeli buku ini dimana?
Kowe lunga karo sopo? : kamu pergi dengan siapa?
Kowe asline saka endi? : kamu aslinya dari mana?
Jajan iki gawene seka apa? : jajan ini dibuatnya dari apa?
Kowe oleh buku iki seka sapa? : kamu mendapat buku ini dari siapa?
Nganggo apa kowe nek mbukak lawang? : Dengan apa kamu jika membuka pintu?
KATA-KATA LUCU BAHASA JAWA
Supaya kegiatan berkumpul bersama dengan teman-teman dan tetangga menjadi lebih menyenangkan, maka Anda bisa juga mempelajari tentang kata-kata lucu dalam bahasa Jawa. Dengan demikian suasana tidak akan menegangkan hanya membahas perkara serius melulu dan akan semakin menghangatkan suasana. Terlebih bagi orang-orang jawa asli, guyon atau bercanda dengan teman-teman dengan menggunakan bahasa ibu justru akan jauh lebih berasa jika dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa kata-kata lucu dalam bahasa jawa yang dijadikan sebagai bahan bercandaan dengan teman-teman.
- Akeh wong wedok seng nganggo katok cendhek jarene iku arane gaul, nek gak ngunu gak diarani gaul. Zaman saiki memang wes edan nek gak melok edan yo gak keumanan. Artinya adalah banyak orang perempuan yang menggunakan celana pendek katanya itu yang dinamakan dengan gaul, jika tidak seperti itu maka tidak dikatakan gaul. Zaman sekarang memang sudah gila jika tidak ikut-ikutan gila maka tidak kebagian.
- Kowe janji nang aku jarene tresnamu gede, tapi nyatane saiki aku kok tinggalne. Artinya adalah kamu janji kepadaku bahwa cintamu besar, akan tetapi kenyataannya sekarang kamu meninggalkan aku.
- Bocah saiki wes akeh seng podo edan, ora gelem sekolah, ora gelem ngaji, kerjone mung lontang lantung lan wani karo wong tuo lorone. Artinya yaitu anak zaman sekarang sudah banyak yang gila, tidak mau sekolah, tidak mau ngaji, kerjaannya hanya kesana kesini tidak jelas dan sudah berani dengan kedua orang tuanya.
- Janjimu iku mung lamis tok. Artinya yaitu janjimu itu hanya sekadar di mulut saja.
- Nek mu ngomong empuk tapi nyereti. Artinya yaitu perkataanmu empuk tapi membuat seret.
- Iso nguruki tapi ora iso ngelakoni. Artinya ialah bisa mengajari tapi tidak bisa melakukan.
- Wong wedok iku ora mung siji ning dunyo iki, nek kowe wes kelangan wong wedok siji ojo dipikir nemen-nemen. Artinya yaitu orang perempuan itu tidak hanya satu di dunia ini, jika kamu sudah kehilangan orang perempuan satu jangan dipikir dengan sangat.
KATA-KATA BIJAK BAHASA JAWA
Bukan hanya kata-kata lucu saja yang bisa Anda pelajari dalam bahasa jawa, ada juga kata-kata bijak seperti yang akan disebutkan di bawah ini.
- Sopo wonge seng nandur pasti iku seng bakal panen hasile: siapa orangnya yang menanam pasti itu yang akan memanen hasilnya
- Ojo dumeh ojo nyeleneh, ojo juga ngresulo, ojo suloyo lan ojo neko-neko: jangan berbangga diri, jangan aneh-aneh, jangan juga mengeluh, jangan loyo dan jangan macam-macam
- Yen kowe jek terus-menerus sambat karo opo seng ora kowe nduweni, iku mung bakal gawe kowe ora iso ngeroso urip cukup. Dadi syukuri wae opo anane: Jika kamu masih terus menerus mengeluh dengan apa yang tidak kamu miliki, itu hanya akan membuatmu tidak bisa hidup cukup. Maka syukuri saja apa adanya
- Ora kabeh uwong iku seneng karo opo seng awak dewe lakoni. Ora opo-opo seng penting awak dewe nduwe niat seng apik lan wes ngelakoni seng bener: tidak semua orang itu senang dengan apa yang kita lakukan. tidak apa-apa yang penting kita memiliki niat yang bagus dan sudah melakukan yang benar
- Sebejo-bejone uwong seng lali, jek tetep bejo uwong seng eleng lan waspodo: seberuntung-beruntungnya orang lupa, masih tetap beruntung orang yang ingat dan waspada
CONTOH DIALOG BAHASA JAWA BESERTA ARTINYA
Noni: Hei, Noni. Kowe ijek ngopo ning kunu? (Kamu sedang apa disitu?)
Tini: Aku ijek nandur sayuran iki, yuk aku njalok tolong ning awakmu tolong jikokne polibag iku gowo rene. Iso kan? (Aku sedang menanam sayuran ini, yuk aku minta tolong kepada kamu tolong ambilkan polibag itu bawa kesini. Bisa kan?)
Noni: Iyo, iki polibage. (Iya, ini polibagnya)
Tini: Iyo, suwun yo. (Iya, terimakasih ya)
Noni: Iyo, podo-podo Tini. Seger-seger yo sayuran seng mbok tandur iki. Tekmu kabeh opo? (Iya, sama-sama Tini. Segar-segar ya sayuran yang kamu tanam ini. Punya semua kah?)
Tini: Iyo, iki kabeh asline tek e mamakku tapi dipasrahne ning aku ben diramut. (Iya, ini semua aslinya punya mamaku tapi diberikan kepadaku agar dirawat)
Noni: Oh sae, tak ewangi nyirami sayuran yo. (Oh bagus, aku bantu menyiram sayuran ya)
Tini: Oh gak usah wes Non, mengko malah ngerepotne awakmu. (Oh tidak usah deh Non, nanti malah merepotkan kamu)
Noni: Gak opo-opo kok Tini. Aku malah seneng nek iso ngewangi awakmu. (Tidak apa-apa kok Tini. Aku malah senang bisa membantu kamu.
Tini: Yowes lah nek ngunu Non. Iku awakmu iso njukuk banyu ning selang gawe nyirami sayurane. (Yasudah deh kalau begitu Non. Itu kamu bisa mengambil air di selang untuk menyiram sayuran)
Noni: Oke
Tini: Oh iyo, mengko nek wes rampung ayo ewangi aku njabuti kangkung seng wes tak tandur ning pinggir omah kae. (Oh iya, nanti jika sudah selesai ayo bantu aku mencabut kangkung yang sudah aku tanam di samping rumah itu)
Noni: Oh ayo, aku seneng nek panen ngene iki. (Oh ayo, aku senang jika panen seperti ini)
Tini: Tenang wae, bar iki ayok masak kangkung tumis seng pedes ben kesele ilang hahaaa. (Tenang saja, habis ini ayok masak kangkung tumis yang pedas agar lelahnya hilang hahaaa)
Noni: Ayok lah, aku wes gak sabar mangan-mangan iki. (Ayok lah, aku sudah tidak sabar makan-makan ini)
ISTILAH JATUH DALAM BAHASA JAWA
Jika dalam bahasa Indonesia arti kata jatuh hanya ada 1 yakni jatuh. Akan tetapi berbeda lagi dengan bahasa jawa yang memiliki banyak arti. Nah, berikut ini adalah beberapa varian dari kata jatuh dalam bahasa jawa yang perlu Anda ketahui:
- Kepeleset memiliki arti yang sama dengan terpeleset jika dalam bahasa Indonesia
- Kegeblak memiliki arti jatuh yang merupakan kelanjutan dari arti terpeleset. Apabila terpeleset maka artinya tidak jatuh seutuhnya, sedangkan jika kegeblak memiliki arti jatuh seutuhnya. Jadi itu artinya tubuh betul-betul terjatuh dan akan menimbulkan bunyi seperti benda yang jatuh
- Kegriul memiliki arti terpeleset yang diakibatkan karena telah menginjak suatu benda berukuran kecil seperti batu atau kerikil
- Kegelinding asal katanya adalah gelinding. Contohnya jatuh dari atas tempat tidur
- Keplengkang artinya yaitu jatuh yang dikarenakan merentangkan kaku dengan sangat lebar
- Kejengkang yaitu posisi jatuh ke arah belakang dengan akhir posisi jongkok
- Kesundul yang artinya tidak benar-benar jatuh melainkan hanya keadaan kepala yang terbentur dengan tidak sengaja, baik itu dengan sesama kepala ataupun benda lainnya
- Kejedhug atau kedhodhos yaitu hampir sama dengan kesundul yakni kondisi kepala yang terbentur dengan benda lainnya
- Kejebles memiliki arti yang lebih parah daripada kejedhug yakni keadaan kepala terbentur dengan suatu benda dengan cukup keras sehingga menimbulkan suara yang lumayan keras.
KEUNIKAN BAHASA JAWA
Sebagai bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, tak heran jika bahasa jawa memiliki keunikan tersendiri. Dialek atau logat dari bahasa jawa ini sangat berbeda-beda dan ada banyak sekali. Dengan demikian hal tersebutlah yang membuat banyak orang luar negeri yang tertarik untuk mempelajari bahasa jawa. Bahasa jawa kasar atau ngoko sendiri dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
NGOKO ATAU KASAR LUGU
Ngoko atau kasar lugu punya bentuk unggahan yang mana seluruh kosa katanya punya bentuk netral atau ngokon
NGOKO ATAU KASAR ALUS
Berbeda lagi dengan ngoko atau kasar alus yang mana bukan hanya punya unggahan leksikon ngoko dan juga netral saja. Ngoko atau kasar alus ini juga terdiri atas leksikon krama inggil dan juga disebut dengan andhap. Pemakaian ngoko atau kasar alus ini biasanya untuk menghormati lawan bicara seperti orang ketiga atau orang kedua.
Nah, bagaimana? Ternyata belajar bahasa jawa itu ada sulit dan ada mudahnya bukan? Apalagi bahasa jawa sendiri memiliki banyak sekali keunikan tersendiri sehingga cukup menarik untuk dipelajari. Selain itu, bahasa jawa merupakan bahasa asli dari Indonesia yang tentu saja wajib kita jaga kelestariannya. Yuk, gunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari kita dengan teman, tetangga, kerabat dan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar