Sabtu, 31 Juli 2021

ISTIQOMAH


 ๐ŸŒป *SPIRIT TAHAJUD (196) 1507*๐ŸŒป


*Istiqomah, Kunci Kesuksesan Hidup*


4. *Harus bersungguh-sungguh hati dan tetap tegak pada pendirianmu (Istiqomah)*. (KHA. Dahlan)


Dalam buku “Ensiklopedi Islam” yang disusun oleh tim redaksi Ensiklopedi Islam, disebutkan bahwa Istiqomah adalah keadaan atau upaya seseorang yang teguh mengikuti jalan lurus (agama Islam) yang telah ditunjuk Allah SWT.


Adapun secara terminologi, menurut Ibnu Taimiyyah bahwa, Istiqomah adalah mencintai dan beribadah kepada Allah tanpa menoleh kiri kanan. Sedangkan Ibnu Abbas memaknai Istiqomah dengan tiga arti, *pertama* adalah istiqomah dengan lisan dengan sikap bertahan dengan membaca syahadat. Kemudian yang *kedua* adalah istiqomah dengan hati yakni dengan melakukan segala dengan disertai niat yang jujur. Dan yang *ketiga* adalah istiqomah dengan jiwa di mana seseorang senantiasa menjalankan ibadah serta ketaatan kepada Allah secara terus menerus. 


Istiqomah adalah sebuah komitmen dalam menjalankan satu program untuk menuju satu tujuan. Istiqomah itu mengandung: (1) konsisten, sehingga secara terus menerus apa yang dianggap baik itu dijalankan, (2) tahan uji kepada godaan-godaan yang mungkin menjadi penghambat, menjadi halangan kita sampai pada tujuan yang cita-citakan. Dalam kaitan dengan fokus, hidup ini dianjurkan oleh agama kita untuk memiliki tujuan. Allah berfirman dalam surat adz-dzariyat ayat 56, bahwa *"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah pada-Ku"*. Itulah tujuan hidup kita. 


Allah juga mengingatkan bahwa kita diturunkan ke bumi sebagai umat yang terbaik. Tapi apa syaratnya untuk menjadi ummat yang terbaik? Syaratnya adalah fokus kepada sesuatu yang menjadi cita-cita hidup kita karena hal itu yang akan menggerakkan seluruh hidup kita ke arah cita-cita tersebut. Kalau tidak tahu apa yang dituju, pasti akan goyah. Dapat ujian sedikit sudah limbung. Istiqomah itu menyertai keimanan. Adakalanya iman naik dan turun, ujian datang dan pergi.


Memang istiqomah menjadi suatu kondisi, suatu benteng untuk menunjukkan ketundukan kita kepada Allah. Indikator keberagamaan kita atau ketakwaan itu memang ada pada sikap istiqomah. Menjalankan sesuatu, sendirian atau ramai-ramai, diberi reward tidak diberi reward, sikapnya sama saja. Itulah sikap orang yang istiqomah, yang dibalut dengan perilaku ikhlas sebagai hamba. Sebagaimana dalam firman Allah swt pada QS. Al-Ahqaf ayat 13, yaitu:


ุฅِู†َّ ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ู‚َุงู„ُูˆุง۟ ุฑَุจُّู†َุง ูฑู„ู„َّู‡ُ ุซُู…َّ ูฑุณْุชَู‚َٰู…ُูˆุง۟ ูَู„َุง ุฎَูˆْูٌ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَู„َุง ู‡ُู…ْ ูŠَุญْุฒَู†ُูˆู†َ


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita".


ุนَู†ْ ุณُูْูŠَุงู†َ ุจْู†ِ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุซَّู‚َูِูŠِّ ู‚َุงู„َ ู‚ُู„ْุชُ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚ُู„ْ ู„ِูŠ ูِูŠ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ِ ู‚َูˆْู„ًุง ู„َุง ุฃَุณْุฃَู„ُ ุนَู†ْู‡ُ ุฃَุญَุฏًุง ุจَุนْุฏَูƒَ ู‚َุงู„َ ู‚ُู„ْ ุขู…َู†ْุชُ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูَุงุณْุชَู‚ِู…ْ 


Dari Sufyan bin Abdullรขh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasรปlullรขh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’, lalu istiqomahlah”. [HR Muslim, no. 38; Ahmad 3/413; Tirmidzi, no. 2410; Ibnu Majah, no. 3972].


Hadits tersebut mengajarkan kita untuk senantiasa beriman kepada Allah swt serta menjalani semua perintah-Nya. Orang yang tidak memiliki sifat istiqomah sangatlah merugi karena akan sia-sia semua usaha dan perjuangannya.


Lalu bagaimanakah cara kita melatih diri untuk bisa tetap teguh pendirian (istiqomah) dalam beribadah. Inilah kiat-kiat untuk mewujudkan sikap Istiqomah, sebagaimana disebutkan oleh Abdul Aziz dalam tulisannya yang berjudul Istiqomah, Kunci Sukses Dunia Akherat yaitu...


1. *Mengikhlaskan niat semata-mata hanya mengharap Allah dan karena Allah swt.* Ketika beramal, tiada yang hadir dalam jiwa dan pikiran kita selain hanya Allah dan Allah. Karena keikhlasan merupakan pijakan dasar dalam bertawakal kepada Allah. Tidak mungkin seseorang akan bertawakal, tanpa diiringi rasa ikhlas.


2. *Bertahap dalam beramal*. Dalam artian, ketika menjalankan suatu ibadah, kita hendaknya memulai dari sesuatu yang kecil namun rutin. Bahkan sifat kerutinan ini jika dipandang perlu, harus bersifat sedikit dipaksakan. Sehingga akan terwujud sebuah amalan yang rutin meskipun sedikit. Kerutinan inilah yang insya Allah menjadi cikal bakalnya keistiqamahan. Seperti dalam bertilawah Al-Qur’an, dalam qiyamul lail dan lain sebagainya; hendaknya dimulai dari sedikit demi sedikit, kemudian ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.


3. *Diperlukan adanya kesabaran*. Karena untuk melakukan suatu amalan yang bersifat kontinyu dan rutin, memang merupakan amalan yang berat. Karena kadangkala sebagai seorang insan, kita terkadang dihinggapi rasa giat dan kadang rasa malas. Oleh karenanya diperlukan kesabaran dalam menghilangkan rasa malas ini, guna menjalankan ibadah atau amalan yang akan diistiqamahi.


4. *Tetap berpegang teguh terhadap ajaran Allah swt.* Dalam hal ini Allah berfirman di surat Ali Imran ayat 101: ”Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”


Dengan demikian Istiqamah juga sangat terkait erat dengan tauhidullah. Oleh karenanya dalam beristiqamah seseorang benar-benar harus mentauhidkan Allah dari segala sesuatu apapun yang di muka bumi ini. Karena mustahil istiqamah direalisasikan, bila dibarengi dengan fenomena kemusyrikan, meskipun hanya fenomena yang sangat kecil dari kemusyrikan tersebut, seperti riya. Menghilangkan sifat riya’ dalam diri kita merupakan bentuk istiqamah dalam keikhlasan.


5. *Memahami hikmah atau hakekat dari ibadah ataupun amalan*. Dengan mengetahui hikmah atau hakekat ibadah yang kita lakukan tersebut, maka ibadah tersebut akan terasa nikmat kita lakukan. Demikian juga sebaliknya, jika kita merasakan ‘kehampaan’ atau ‘kegersangan’ dari amalan yang kita lakukan, tentu hal ini menjadikan kita mudah jenuh dan meninggalkan ibadah tersebut. Untuk itulah, Istiqamah juga akan sangat terbantu dengan adanya amal jama’i. Karena dengan kebersamaan dalam beramal islami, akan lebih membantu dan mempermudah hal apapun yang akan kita lakukan. Jika kita salah, tentu ada yang menegur. Jika kita lalai, tentu yang lain ada yang mengingatkan. Berbeda dengan ketika kita seorang diri. Ditambah lagi, nuansa atau suasana beraktivitas secara bersama memberikan ‘sesuatu yang berbeda’ yang tidak akan kita rasakan ketika beramal seorang diri.


6. *Mencontoh keistiqamahan para Nabi, sahabat dan orang-orang shaleh dalam meniti jalan hidupnya*. Kendatipun berbagai cobaan dan ujian yang sangat berat menimpa mereka. Jusrtru mereka merasakan kenikmatan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan tersebut. Maka dari itu kita harus selalu memperbanyak berdoa kepada Allah, agar kita semua dianugerahi sifat istiqamah. Karena kendatipun usaha kita sudah maksimal, namun jika Allah tidak mengizinkannya, tentulah hal tersebut tidak bisa.


Dengan bersikap istiqamah kita akan memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain dalam Islam. Diantara keutamaan istiqamah adalah ...


1. Istiqamah merupakan jalan menuju ke surga. Hal ini disebutkan dalam al-Qur'an surat Fushilat ayat 30, *“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”*.


Berdasarkan ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan yang dapat mendatangkan motivasi dan pertolongan Allah SWT.


2. Istiqamah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt. Dalam sebuah hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)


Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah. Ini artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah saw. Dengan demikian Istiqamah merupakan ciri mendasar orang mukmin. Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban ra, Rasulullah saw. bersabda, ‘istiqamahlah kalian, dan janganlah kalian menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat. Dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (istiqamah dalam wudhu’) kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu Majah). 


Demikianlah jika kita bersungguh-sungguh hati, dan tetap teguh pendirian (istiqomah) dalam beribadah dan berjuang di jalan Allah. Semoga kita bisa istiqamah dalam segala hal. Aamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI

PENGHITUNGAN JAM KURIKULUM MERDEKA

  https://nihayatulamal.sch.id/berita-struktur-kurikulum-merdeka-tingkat-madrasah-ibtidaiyah-mi.html Struktur Kurikulum Merdeka Tingkat Madr...