Selasa, 27 April 2021

Kisah syaikhona Kholil Bangkalan terbang ke Makkah

 Loncat ke konten


 

Menu Mobile


Beranda Ngaji Hikmah 

Kisah Syaikhona Kholil Terbang ke Makkah, Kiai As’ad Saksinya

Gambar Gravatar 

Muhammad

27 April 20215.277 views

Kisah Syaikhona Kholil Terbang ke Makkah, Kiai As'ad Saksinya


 

Kisah Syaikhona Kholil Terbang ke Makkah, Kiai As’ad Saksinya.


Syaikhona Kholil Bangkalan adalah ulama besar Nusantara yang menjadi tiang para wali pada jamannya. Murid-muridnya menjadi ulama besar yang mendirikan berbagai pesantren kenamaan di penjuru Nusantara. Sebut saja misalnya Tebuireng Jombang, Lirboyo Kediri, dan lain sebagainya. Luasnya ilmu dan karomah Syaikhona Kholil menjadikannya sosok yang sangat disegani semua ulama dan umat saat itu.


Dikisahkan, suatu sore di pesisir pantai Bangkalan, Syaikhona Kholil Bangkalan hanya ditemani oleh As’ad Syamsul Arifin, salah satu santri beliau. Sang kiai dan santri ini sedang berbincang bincang tentang pengembangan pesantren dan persoalan umat Islam di daerah Madura.


Persoalan demi persoalan dibicarakan, dan tidak terasa matahari sudah hampir tenggelam. Sadangkan Syaikhona Kholil dan santrinya tersebut belum sholat Ashar.


“Kita belum sholat ashar, kyai,” kata Kyai As’ad.


“Astaghfirullah….,” jawab Syaikhona Kholil menyadari kekhilafannya.


“Waktu sudah hampir habis dan kita sudah tidak mungkin bisa melakukan sholat ashar secara sempurna, kyai,” tanya Kyai As’ad.


Syaikhona Kholil pun menjawab agar Kyai As’ad Samsul Arifin mencari kerocok. Kyai As’ad tentu heran, untuk apa kerocok itu, dan bertanyalah beliau kepada Syaikhona Kholil.


Kyai kholil hanya menjawab dengan tersenyum: “Ya, kita pakai ke Mekah.”


Setelah mendapat kerocok, Syaikhona Kholil naik ke atasnya dan diikuti oleh Kyai As’ad. Beberapa saat Syaikhona Kholil menatap ke arah barat. Dan, tiba tiba kerocok yang dinaikki beliau melesat sangat cepat dan sulit diikuti pandangan mata.


Sesampainya di Mekah, adzan sholat a’sar baru saja dikumandangkan. Setelah mengambil air wudhu, dua kyai besar ini segera menuju shof pertama untuk sholat ashar berjama’ah di masjidil haram. Subhanalloh, itulah karomah kekasih Allah yang tak bisa disembunyikan lagi. Kiai As’ad yang menjadi santri itu kemudian mendapatkan berkah Syaikhona Kholil, yakni menjadi kiai besar yang pesantrennya di Asembagus Situbondo menjadi rujukan santri dari berbagai penjuru Nusantara.


Demikian Kisah Syaikhona Kholil Terbang ke Makkah, Kiai As’ad Saksinya, semoga bermanfaat dan menebarkan berkah buat kita semua. Amin.


Penulis: Ustadz Mukhlisin, penulis persoalan keislaman.



Info Peluang Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

SEBARKAN

Whatsapp

Navigasi pos

Pos sebelumnya

Waliyullah Ahli Qur’an KH Sya’roni Ahmadi Kudus Wafat

Pos berikutnya

Kisah Naja Hafal Qur’an 30 Juz Saat Menderita Lumpuh Otak

POS TERKAIT

Kisah Syekh Makdum Al Athos Menaklukkan Kerajaan Jin di Gunung Muria

Kisah Syekh Makdum Al Athos Menaklukkan Kerajaan Jin di Gunung Muria


Lobi Gus Miek Kepada Malaikat Izrail Jelang Wafatnya KH Achmad Shiddiq Jember

Lobi Gus Miek Kepada Malaikat Izrail Jelang Wafatnya KH Achmad Shiddiq Jember


Kisah Unik Seorang Hamba Allah Batal Masuk Neraka Empat Kali Berturut-turut

Kisah Unik Seorang Hamba Allah Batal Masuk Neraka Empat Kali Berturut-turut


Kisah Kewalian Mbah Fadhol Senori Tuban yang Menakjubkan

Kisah Kewalian Mbah Fadhol Senori Tuban yang Menakjubkan


Air Mata Rasulullah Menetes Saat Kalung Khadijah Jadi Tebusan Tawanan Perang

Air Mata Rasulullah Menetes Saat Kalung Khadijah Jadi Tebusan Tawanan Perang


Kisah Syekh Junaid Rasakan Dahsyatnya Kewalian Syekh Abdul Qodir Al Jailani

Kisah Syekh Junaid Rasakan Dahsyatnya Kewalian Syekh Abdul Qodir Al Jailani



 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Komentar


Nama*


Email*


Situs


VIDEO PALING POPULER


LazisNU Jogja KLIK DISINI untuk mengirim WA (tanpa harus menyimpan nomor terlebih dahulu) ke Call Center NU Care LAZISNU DIY, untuk konsultasi/tanya-tanya.



 


 


 

KONTAK REDAKSI

Alamat: Jl. MT. Haryono No. 40-42, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55141

PERIKLANAN

Telp./SMS/WA:

0815-4214-0504 Kirim WA ke Bagian Periklanan BangkitMedia.Com

Email: bangkitmedianu[at]gmail.com

MEDIA PARTNER

al-munawwir pondok-ngrukem-annur Decora Logo INVIRO Logo

Bangkitmedia.Com

BangkitMedia

Berita

Budaya

Khutbah

Ngaji

Opini

Pendidikan

Tokoh

More…

Contact

Redaksi

Donasi Dakwah


Kamis, 01 April 2021

AHLUSSUNNAH WALJAMAAH

 Ahlussunnah wal Jama'ah adalah ajaran mayoritas ulama yang dianut oleh mayoritas umat Islam di dunia.


Jika anda bertanya kepada mayoritas ulama di dunia tentang faham ahlussunnah wal jama'ah, mereka akan sepakat menjawab bahwa ahlussunnah wal jama'ah adalah faham yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para sahabatnya. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa ahlussunnah wal jama'ah adalah ajaran Rasulullah itu sendiri. 


Mayoritas ulama di dunia juga sepakat bahwa Salafi, Wahabi, Hizbut Tahrir, Syi'ah, Islam Liberal, neo-Khawarij, neo Mu'tazilah adalah faham yang berbahaya.


Maka jika ingin mengikuti ajaran yang murni dari Rasulullah, ikutlah Ahlussunnah wal Jama'ah.


Ahlussunnah wal Jama'ah memiliki beberapa ciri:

1. Di bidang akidah mengikuti Abu Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Aqidah ini menempatkan wahyu/nash sebagai dasar hukum tertinggi akan tetapi juga memberi porsi pada akal untuk melakukan penalaran dan penafsiran secara terbatas. Bukan seperti aqidah kelompok lain yang tekstual dan menafikan akal dalam memahami teks agama, atau kelompok yang menuhankan akal sehingga mereka berani mengabaikan Al-Quran dan Hadits jika itu bertentangan dengan pemahaman logikanya.

2. Di bidang fiqh mengikuti salah satu dari 4 madzhab. Madzhab adalah bukti adanya transfer ilmu yang berkesinambungan dan metodologis dari zaman sahabat hingga kepada para ulama. Maka mereka yang menyatakan dirinya tidak bermadzhab, tidak termasuk Ahlussunnah wal Jama'ah.

3. Di bidang tasawwuf mengikuti Imam Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Tasawwuf Imam Ghozali memberikan batasan-batasan terkait dengan penggunaan ilmu logika (manthiq) dan filsafat, tidak menolaknya mentah-mentah tidak pula menuhankannya sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok lain. Penjelasan Imam Ghozali berkaitan dengan penggunaan logika dan filsafat ini tertuang dalam kitabnya al-Munqidz min ad-Dlolal dan Tahafut al-Falasifah.

4. Berpedoman pada prinsip Tawassuth (moderat), Tawazun (harmoni), Tasamuh (toleran), Tathowwur (dinamis), Islah (reformatif) dan I'tidal (obyektif).


Faham Ahlussunnah wal Jama'ah semacam inilah yang dikawal secara terus menerus oleh Nahdlatul Ulama di Indonesia. 


Yang menarik di dalam Nahdlatul Ulama adalah ia tidak hanya berisikan faham keagamaan tapi juga faham kebangsaan. Meski ajaran ahlussunnah wal jama'ah memiliki pandangan kenegaraan dan kebangsaan yang moderat dan mendahulukan stabilitas sebuah negara, tapi tidak semua ulama ahlussunnah wal jama'ah pasti memiliki faham kebangsaan. Buktinya masih banyak ulama ahlussunnah wal jama'ah yang terseret dalam pusaran konflik kepentingan dan sektarian yang menghancurkan negaranya sendiri, mudah di adu domba sehingga terjadi perang saudara sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah. Di Timur Tengah bukan tidak ada ulama ahlussunnah wal jama'ah, disana banyak. Tapi yang kurang kuat disana adalah komitmen kebangsaannya.


Mari kita perhatikan faham kebangsaan yang diajarkan para pendiri dan ulama NU dari masa ke masa. Di NU, ada dua hal yang selalu menjadi pertimbangan dan keduanya tidak boleh dipisahkan: kemaslahatan agama dan kemaslahatan negara. Keduanya tidak boleh dipisahkan. Maka dalam mengambil setiap keputusan dan sikap, kedua hal ini selalu menjadi pertimbangan utama. 


Sekalipun banyak sekali perbedaan dan beberapa kali ada usaha pemberontakan yang ingin merongrong persatuan dan kesatuan, salah satu yang menjadi sebab Indonesia masih stabil dan aman adalah karena NU menjadi mayoritas di Indonesia.


NU bukan merasa paling benar, tapi NU mengawal faham yang telah disepakati sebagai faham yang paling benar oleh mayoritas ulama dunia dari masa ke masa dan diikuti oleh mayoritas umat Islam di dunia.


NU bukan merasa paling berjasa, tapi NU adalah organisasi sosial keagamaan yang memiliki komitmen kebangsaan yang jelas dan akan setia menjaga Indonesia dari segala bentuk usaha kelompok-kelompok (kanan atau kiri) yang ingin mengacaukan/mengaburkan faham keagamaan dan faham kebangsaan yang benar.


Semoga Allah meridloi usaha para penjaga NKRI dan membalas jasa mereka dengan sebaik-baiknya balasan.

MATERI

SILSILAH KELUARGA RAJA DEMAK BINTORO

  SILSILAH KELUARGA RAJA DEMAK BINTORO Raden Patah, Adipati Demak Bintoro bertahta di Kraton Glagah Wangi dengan gelar : " Syah Alam A...